Dari penilaian kebutuhan, sebuah tujuan diidentifikasi bahwa, pada gilirannya dianalisis untuk menentukan langkah-langkah spesifik yang termasuk dalam tujuan. Analisis tambahan digunakan untuk mengidentifikasi (1) keterampilan bawahan yang harus disertakan dalam instruksi dan (2) keterampilan masuk yang harus dimulai oleh peserta didik. T ak hanya perancang harus menentukan apa yang harus diajarkan, tapi juga karakteristiknya dari peserta didik, konteks dimana instruksi akan disampaikan, dan konteks di mana keterampilan akhirnya akan digunakan. id Kami mengacu pada jenis ini analisis sebagai analisis pembelajar dan analisis konteks. Mereka memberikan rincian yang membantu Bentuk baik apa yang diajarkan dan, terutama, bagaimana hal itu diajarkan. Apa yang perlu kita ketahui tentang orang yang kita instruksikan? Jawaban bervariasi sangat pada pertanyaan ini Salah satu pendekatannya adalah belajar sebanyak mungkin agar instruksi desain paling tepat untuk peserta didik. Namun,...
Blog ini mendeskripsikan teori-teori beserta fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terkait kurikulum dan desain pembelajaran kimia













MENURUT SAYA TIDAK TEPAT UJIAN NASIONAL SEBAGAI STANDAR KELULUSAN DAN SOALNYA DI TENTUKAN OLEH PUSAT karna pusat tentu saja tidak dapat memonitor kemampuan dari seluruh sekolah di Indonesia. Fasilitas yang berbeda,sehingga pengetahuan yang di dapat oleh siswa juga berbeda. Mungkin tujuannya baik yaitu berusaha menyamaratakan sekolah yang ada di Indonesia agar di harapkan pendidikan dan ilmu yang di dapat juga sama karna memiliki standar yang sama. Namun juga tidak bisa dipungkiri itu akan menjadi berat bagi sekolah-sekolah pedalaman yang jangankan fasilitas kurang,bahkan mereka kekurangan guru untuk mengajar. MENURUT SAJA SULIT UNTUK MENETAPKAN KRITERIA SOAL DAN MENETAPKAN STANDAR NILAI KELULUSAN UJIAN NASIONAL AGAR MEMBERIKAN DAMPAK YANG SAMA. JIKA MUNGKIN SELAMA INI PEMERINTAH MENETAPKANNYA DARI NILAI UN SEBELUMNYA,SEHINGGA BISA DI KETAHUI BAGAIMANA DAN BERAPA NILAI UN PADA TAHUN SELANJUTNYA,NAMUN JANGAN LUPA BAHWA PENDIDIKAN JUGA BERUBAH MAKSUDNYA DI DAERAH TENTETU MUNGKIN MENGALAMI KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN DALAM HAL PENDIDIKANNYA. Tentu itu tidak bisa di jadikan standar lagi. Dimana kita ketahui juga kualitas pendidikan belum merata. Tujuan awalnya yang baik agar pendidikan indonesia memiliki standar yang sama menjadi sulit tercapai karna kualitas pendidikan yang berbeda sehingga terjadi kecurangan demi mencapai standar tersebut. Jadi,menurut saya akan sulit untuk menetapkan kriteria soal dan menetapkan standar nilai kelulusan Ujian nasional agar memberikan dampak yang sama
BalasHapusmenurut saya ujian nasional dijadikan sebagai tolak ukur atas ketercapaian/kelulusan seorang siswa kurang tepat karena perlunya tolak ukur dari sekolah juga. kerena sekolah lh yang lebih tau keadaan siswanya, karena untuk mengevaluasi hasil perlunya melihat proses sebelumnya. dan sesuai deng literatur Ujian Nasional (UN) merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menentukan standar mutu pendidikan Negara Indonesia jika dibanding dengan standar lulus internasional yang nilainya 6,0. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01 pada tahun 2003/2004 dan 4,25 pada tahun 2004/2005.
BalasHapusKRETERIA SOAL yang di masuk kan kedalam UJIAN NASIAONALA dilihat dari ASPEK PEDAGOGIS Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek kemampuan, yaitu kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai penentu kelulusan.
Menurut saya TIDAK TEPAT DAN TIDAK EFEKTIF JIKA UJIAN NASIONAL DIJADIKAN SEBAGAI TOLAK UKUR ATAS KETERCAPAIAN/KELULUSAN SEORANG SISWA. karena system penilaian kelulusan siswa yang sejak berlakunya ujian nasional hanya mengacu pada nilai mata pelajaran yang di ujikan. Ujian nasional yang dilakukan hanya dengan tes akhir pada beberapa mata pelajaran tidak mungkin memberikan informasi menyeluruh tentang perkembangan peserta didik sebelum dan setelah mengikuti pendidikan. Karena tes yang dilaksanakan di bagian akhir tahun pelajaran tidak dapat memberikan gambaran tentang perkembangan pendidikan peserta didik, tes tersebut tidak dapat memperhatikan proses belajar mengajar dalam keseharian karena tes tertulis tidak dapat melihat aspek sikap, semangat dan motivasi belajar anak, selain itu tes diujung tahun ajaran tidak dapat menyajikan keterampilan siswa yang sesungguhnya dan juga hasil tes tidak dapat menggambarkan kemampuan dan keterampilan anak selama mengikuti pelajaran.
BalasHapusDan yang menjadi dasar pemerintah dalam menetapkan keriteria soal dan menetapkan standar nilai kelulusan Ujian Nasional yaitu dilihat dari ASPEK PEDAGOGIS Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Namun agar kriteria soal dan standar nilai yang ditetapkan ini dapat memberikan dampak yang sama, dengan kondisi pendidikan di indonesia yang kualitas pendidikannya belum merata menurut saya agak sulit. Sekolah-sekolah di pedalaman dengan minimnya fasilitas dan tenaga pengajar akan sulit mengerjakan soal UN, bila kriterianya sama dengan sekolah-sekolah yang telah lengkap baik fasilatas maupun tenaga pendidiknya.
MENURUT SAYA TIDAK TEPAT UJIAN NASIONAL SEBAGAI STANDAR KELULUSAN DAN SOALNYA DI TENTUKAN OLEH PUSAT. karena pemerintah menentukan soal hanya berdasarkan kurikulum dan silabus yang berlaku di nasional tanpa mengetahuai tingkat ketercapaian materi secara keseluruhan di sekolah-sekolah.
BalasHapuskriteria pemerintah dalam pembatan soal adalah berdasarkan kurikulum dan silabus nasional.
menurut saya jika dilihat dari kondisi saat ini KURANG EFEKTIF jika hanya UN yang dijadikan sebagai penentu kelulusan, karena saat inidi sekolah-sekolah masih ada yang ketinggalan dalam proses pembelajaran dan fasilitas. sehingga pembelajaran cenderung kurang kurang merata. dan juga UN lebih memprioritaskan kemampuan kognitif atau materi pelajaran , dan didalam pembelajaran juga dipentingkan penilaian afektif dan psikomotor. sehingga tidak efektif jika hanya UN sebagai penentu kelulusan. sehingga diperlukan juga penilaian dari sekolah. Menurut saya pemerintah menetapkan standar nilai, atau soal-soal ujian itu berdasarkan KURIKULUM dan SILABUS pendidikan, semua sekolah tentu menggunakan silabus dan kurikulum yang sama, karena kurikulum dan silabus ini adalah acuan didalam proses pembelajaran sehingga menurut saya pemerintah menggunakan ini sebagai patokan standar nilai dan soal-soal ujian nasional. namun yang perlu kita lihat saat ini adalah penerapan kurikulum disekolah2 yang masih belum merata.
BalasHapusmenurut saya KURANG EFEKTIF jika hanya UN yang dijadikan sebagai penentu kelulusan. karena pemerintah menentukan soal hanya berdasarkan kurikulum dan silabus yang berlaku di nasional tanpa mengetahuai tingkat ketercapaian materi secara keseluruhan dan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran di sekolah-sekolah.
BalasHapuspemerintah dalam membuat soal itu berdasarkan kurikulu dan silabus yang ada.
Menurut saya TIDAK TEPAT UN sebagai standar kelulusan, karna UN lebih memprioritaskan kemampuan kognitif atau materi pelajaran , dan didalam pembelajaran juga dipentingkan penilaian afektif dan psikomotor. Dan Seharusnya pemerintah menentukan soal tidak hanya berdasarkan kurikulum dan silabus yang berlaku di nasional tanpa mengetahuai tingkat ketercapaian materi secara keseluruhan dan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran di sekolah-sekolah. Kriteria pemerintah dalam pembuatan soal adalah berdasarkan kurikulum dan silabus nasional.
BalasHapusMenurut saya UJIAN NASIONAL TIDAK TEPAT SEBAGAI STANDAR KELULUSAN DAN SOALNYA DI TENTUKAN OLEH PUSAT karna sekolah di Indonesia Fasilitas yang berbeda,sehingga pengetahuan yang di dapat oleh siswa juga berbeda. Tujuannya diadakan UN SEBAGAI PARAMETER YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN MENILAI KEMAMPUAN SISWA SECARA NASIONAL DAN DASAR PENERIMAAN CALON MAHASISWA BARU DI PTN. PADAHAL sekolah yang ada di Indonesia BERBEDA FASILITAS PENDIDIKAN, SEHINGGA berat bagi sekolah-sekolah pedalaman yang jangankan fasilitas kurang,bahkan mereka kekurangan guru untuk mengajar. SOAL UN DIBUAT BERDASARKAN KURIKULUM YANG BERLAKU DAN SILABUS.
BalasHapusKARENA TERUS DIKAJI MAKA UN SAAT INI TIDAK MENJADI PENENTU KELULUSAN LAGI.
Ujian nasional tidak semestinya menjadi patokan utama dalam menentukan keberhasilan siswa. Pengaruh ujian nasional sebagai penentu kelulusan siswa sebenarnya tidak sesuai. Ada beberapa faktor yaitu :
BalasHapus1. Faktor pertama, ujian nasional mengujikan beberapa mata pelajaran sebagai penentu. Padahal dalam kenyataannya, siswa tidak hanya diajarkan materi tersebut. Misalnya pendidikan kewarganegaraan (PKN) dan Agama, kedua pelajaran tersebut diajarkan oleh para guru disekolah tetapi tidak masuk kedalam daftar pengujian di ujian nasional sebagai penentu kelulusan sedangkan selama ini tujuan kita belajar untuk meraih kelulusan. Jadi untuk apa kita mempelajari materi lain sedangkan faktanya yang menjadi penentu kelulusan kita hanya beberapa materi? Mengapa kita tidak difokuskan hanya kepada materi yang diujikan di ujian nasional?
2. Faktor kedua, pengaruh ujian nasional sebagai penentuan kelulusan masih terlalu besar, dengan diambilnya perhitungan 60% hasil ujian nasional dan 40% hasil ujian sekolah. Padahal belajar tidak dapat dilihat hanya dari materi yang diujikan di ujian nasional.
3. Faktor ketiga, pihak penyelenggara atau pengawas tidak mengetahui keseharian siswa disekolah. Sebenarnya, guru adalah orang yang paling mengerti bagaimana sikap, prestasi dan tingkah laku siswa disekolah maupun dikelas.
JADI MENURUT SAYA UJIAN NASIONAL TIDAK BISA DIJADIKAN TOLAK UKUR ATAS KELULUAN SISWA seharusnya keputusan kelulusan siswa bukan ditentukan oleh hasil ujian nasional melainkan pihak sekolah yang lebih tahu bagaimana sikap dan prestasi setiap siswanya. Seharusnya beri kesempatan kepada pihak sekolah untuk menentukan siapa yang pantas lulus. Dari tiga faktor diatas juga dapat disimpulkan bahwa ujian nasional tidak dapat dijadikan tolak ukur utama untuk menentukan kelulusan siswa.
MENURUT SAYA SULIT UNTUK MENETAPKAN KRITERIA SOAL DAN MENETAPKAN STANDAR NILAI KELULUSAN UJIAN NASIONAL AGAR MEMBERIKAN DAMPAK YANG SAMA. JIKA MUNGKIN SELAMA INI PEMERINTAH MENETAPKANNYA DARI NILAI UN SEBELUMNYA,SEHINGGA BISA DI KETAHUI BAGAIMANA DAN BERAPA NILAI UN PADA TAHUN SELANJUTNYA, NAMUN PENDIDIKAN JUGA BISA BERUBAH MAKSUDNYA DI DAERAH TENTETU MUNGKIN MENGALAMI KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN DALAM HAL PENDIDIKANNYA. Tentu itu tidak bisa di jadikan standar lagi. Dimana kita ketahui juga kualitas pendidikan belum merata. Tujuan awalnya yang baik agar pendidikan indonesia memiliki standar yang sama menjadi sulit tercapai karna kualitas pendidikan yang berbeda sehingga terjadi kecurangan demi mencapai standar tersebut. Jadi,menurut saya akan sulit untuk menetapkan kriteria soal dan menetapkan standar nilai kelulusan Ujian nasional agar memberikan dampak yang sama
MENURUT SAYA KURANG TEPAT JIKA UJIAN NASIONAL DIJADIKAN SEBAGAI SALAH SATU TOLAK UKUR ATAS KETERCAPAIAN/KELULUSAN SEORANG SISWA KARENA kebanyakan UJIAN NASIONAL LEBIH KEPADA KETERAMPILAN KOGNITIF siswa saja.
BalasHapusSelain itu PEMERINTAH menentukan soal hanya berdasarkan kurikulum dan silabus nasional tanpa mengetahuai tingkat ketercapaian materi yang ada di masing-masing sekolah DAN kemampuan siswa di masing-masing sekolah dengan ketercapaian dan kemampuan siswa yang berbeda-beda.
Apa yang menjadi dasar pemerintah dalam menetapkan keriteria soal dan menetapkan standar nilai kelulusan Ujian Nasional agar memberikan dampak yang sama, dengan kondisi pendidikan di indonesia yang kualitas pendidikannya belum merata ?
MENURUT SAYA
pemerintah dalam membuat soal itu berdasarkan kurikulum dan silabus yang ada.